Mengapa kita cintai laki-laki?

Mengapa kita senang laki-laki yang ada? Why do we need them? Mengapa kita perlu mereka? We are tempted many times to say that we don't need men but let's try to remember, girls, why do we want him. Kami banyak kali tergoda untuk mengatakan bahwa kami tidak membutuhkan manusia tetapi kita akan mencoba untuk ingat, anak perempuan, mengapa kami ingin dia lakukan. Here is a list with reasons which will answer to our question "
Berikut adalah daftar dengan alasan yang akan kami untuk menjawab pertanyaan

"Mengapa kita cintai laki-laki"?
• Because they know how make a separation between emotional problems and rational ones. • Karena mereka tahu bagaimana membuat pemisahan antara emosional dan masalah yang rasional.
• Because they don't get frightened and they always save us from that huge spider on the wall. • Karena mereka tidak takut dan mereka selalu menyelamatkan kita dari laba laba yang besar di dinding.
• Because you can see how happy they become when they are winners in a game they played all evening. • Karena Anda dapat melihat bagaimana mereka senang ketika mereka menjadi pemenang dalam permainan mereka semua diputar malam.
• Because without doing sport, they get even fatter than us, girls. • Karena tanpa melakukan olahraga, bahkan mereka mendapatkan fatter daripada kami, perempuan.
• Because they offer us their coat when we are freezing. • Karena kami menawarkan mantel mereka ketika kami beku.
• Because they carefully supervise how much money we spend. • Karena mereka dengan cermat mengawasi bagaimana kami menghabiskan banyak uang.
• Because they open the door in front of us and they carry our bags full with new bought clothes. • Karena mereka membuka pintu di depan kami dan mereka membawa tas kami penuh dengan membeli pakaian baru.
• Because they always protect us. • Karena mereka selalu melindungi kami.
• Because we can call them when we have problems with our car. • Karena kami dapat memanggil mereka ketika kami memiliki masalah dengan mobil kami.
• Because their tummy turns bigger after drinking a beer. • Karena mereka perut ternyata lebih besar setelah minum bir.
• Because men are best cookers in the world although your lover doesn't know to cook. • Karena cookers laki-laki yang terbaik di dunia meskipun Anda penggemar tidak tahu untuk memasak.
• Because they say you look well even when you don't. • Karena mereka berkata Anda melihat baik bahkan ketika Anda tidak.
• Because they don't get upset because you have spent the last money on a pair of shoes. • Karena mereka tidak mendapat abrik karena Anda telah menghabiskan uang terakhir pada sepasang sepatu.
• Because they accept to go at shopping with us, even if we spend a whole day doing this. • Karena mereka menerima untuk pergi di belanja dengan kami, bahkan jika kita menghabiskan seluruh lakukan hari ini.
• Because they succeed in making us feel happy day by day. • Karena mereka berhasil membuat kami merasa senang setiap hari.
• Because they exist and without them our life will be too monotonous. • Karena mereka ada dan tanpa mereka hidup kita akan terlalu membosankan.

Read More......

Disiplin Tanpa Kekerasan

Mendisiplinkan anak memang tidak mudah. Hukuman fisik dan teriakan hanyalah cara instan untuk menghentikan sesaat perilaku yang tidak tepat. Sedangkan hukuman fisik akan menyebabkan anak-anak bertindak karena takut, bukan karena kesadaran untuk bertindak dengan rasa tanggung jawab.

Anak-anak yang sering dihukum secara fisik, cenderung menjadi kurang percaya diri atau justru menjadi agresif. Memukul anak tidak mengajarkan apa-apa padanya, kecuali mendidiknya untuk memukul pula.

Ajarilah disiplin tanpa unsur kekerasan di dalamnya, sehingga mereka paham perilaku yang dapat diterima dalam batas tertentu. Kuasai dulu amarah anda sebelum berhadapan dengan anak.

Buat aturan-aturan yang jelas dengan anak, apa yang boleh dan apa yang tidak. Kapan waktu untuk bermain dan kapan waktu belajar. Aturan yang jelas memudahkan anak untuk memahami batasan dan harapan Anda.

Beri hukuman yang sesuai dengan kesalahannya, kalau anak mengotori lantai misalnya, maka hukumlah dia dengan cara membersihkannya.

Setelah jeda sesaat, jelaskan pada anak alasan mengapa Anda marah padanya dan mengapa ia tidak boleh mengulangi perbuatannya.

Disiplin merupakan sebuah proses panjang. Orangtua harus bersabar dengan kecepatan anak yang berbeda-beda dalam mempelajari ketrampilan ini, yang pasti proses pembiasaan haruslah terus berkelanjutan.

Read More......

Bermain Kartu Sambil Mengasah Kemampuan Kognitif

Belum banyak yang mengetahui bahwa permainan kartu ternyata tak hanya mengasikkan, tapi juga membantu mengasah otak si kecil. Dibandingkan mainan elektronik yang membutuhkan listrik dan kurang mengajarkan sosialisasi pada anak-anak, permainan kartu menjadi alternatif yang baik. Apalagi permainannya pun dilakukan secara bersama-sama.

Permainan yang mudah dibawa ke mana-mana ini, juga cukup "kompetitif" dan tidak membuat anak menjadi ketagihan karena hanya dimainkan sekitar 1-2 jam.

Ada banyak ragam cara yang dapat dimainkan dengan kartu, misalnya empat satu, cangkulan, minuman, kuartet, domino dan lainnya. Melalui bermain kartu, si kecil tidak sekadar bermain, tapi secara tak langsung juga belajar. Apa saja?

1. Mengenal Konsep
Anak belajar mengenal beberapa konsep, seperti bentuk, warna, angka dan kelompok. Konsep bentuk, umpamanya, kartu remi ada bentuk daun, hati, keriting, dan wajik. Kemudian konsep angka, misalnya, ada angka 1 sampai 10. Konsep warna, kartu remi ada merah dan hitam, serta pengelompokan seperti dalam kuartet.

2. Mengasah kemampuan bersosialisasi
Permainan kartu dilakukan oleh 2-4 orang, sehingga mengasah kemampuannya bersosialisasi. Berbeda dengan permainan kartu yang dilakukan pada game elektronik yang cenderung bersifat individual. Di sini, lebih ditekankan faktor sosial, berkumpul dan bermain bersama teman.

3. Menjalin kedekatan
Saat kumpul bersama keluarga, permainan kartu bisa menjadi aktivitas alternatif. Kartu dapat dimainkan semua orang, baik si kecil, orangtua, kakak, dan lainnya. Secara tak langsung permainan ini menjalin ikatan antara orangtua dan anak. Keterlibatan bermain orangtua, akan membuat si kecil merasa diterima dan dipahami sehingga dapat mengembangkan konsep diri yang positif baginya.

4. Belajar mengikuti aturan permainan
Dengan mematuhi dan memahami aturan yang berlaku pada permainan itu, maka anak sekaligus belajar disiplin dengan aturan main yang ada. Contoh, saat main minuman, kapan saatnya dia mengambil kartu, sebaliknya kapan dia "membuang" kartu. Dengan memahami, mematuhi dan disiplin pada aturan permainan, maka jalannya permainan akan berlangsung dengan baik.

5. Belajar sportif
Ada yang kalah dan ada yang menang, si kecil juga belajar untuk bersikap sportif. Setiap permainan pasti ada menang atau kalah dan ia pun akan mampu menerima kenyataan kalau dirinya kalah. Sikap sportif juga harus diperlihatkan dengan menerima "sanksi", misalnya wajahnya dicoret bedak, atau mengocok kartu. Begitu juga bila ia menang, ajarkan sikap sportif dengan tidak bersikap sok jagoan atau sombong.

6. Mengasah kemampuan kognitif
Seperti juga catur, permainan kartu membutuhkan strategi untuk mengalahkan lawan sehingga menstimulasi aspek kognitifnya. Ia akan diajak untuk memperkaya kemampuan berpikir, menganalisa serta mencari jalan keluar agar tidak kalah. Misalnya ketika ia harus memutuskan kartu apa yang harus ia keluarkan, bagaimana ia meraih kesempatan untuk menang lebih banyak. Meski diajak berpikir, ia tetap merasa asyik dan rileks.

7. Menambah wawasan
Sambil bermain kartu, pengetahuan si kecil pun bertambah. Misalnya saat ia bermain kartu kuartet, bertema pahlawan nasional. Mereka akan berlomba mengumpulkan seri tokoh-tokoh secepat mungkin agar bisa memenangkan permainan. Sambil main, anak jadi tahu nama-nama tokoh pahlawan, juga wawasan lain dengan kartu yang berbeda.

Read More......
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com